Redsobek.com – Manusia saat makan memiliki aturan dan etika agar tidak terjadi hal-hal yang buruk saat selesai makan. Seperti contohnya bersuara atau berbicara saat makan karena selain bisa tersendak juga secara agama dilarang oleh Hindu.
Pepatah kuno Ayur Weda dalam membangun derajat kesehatan, disebutkan saat melakukan pola makan yang baik atau diet makan, obat yang anda minum tidak akan bermanfaat dan ketika pola makan anda bermanfaat maka obat tidak akan diperlukan.
…
Sekarang cara pandang tersebut sudah berubah. Rasa (yang dikecap) pada Ahara (makanan) yang dulu disajikan dimulai dari rasa manis sekarang terbalik, manis tersaji terakhir sebagai dessert (makanan penutup), Lalu ada yang namanya table manner.
Sangat bisa sekali orangtua milenial, ketika mengajak makan anaknya direstoran kekinian dan anaknya terdengar suara kunyahannya, sebagai orang tua kita akan merasa sangat malu.
Namun ini berbeda dengan kearifan leluhur, dari apa yang saya pahami, proses makan adalah bagian dari tradisi, kultur, ritus yang akhirnya membentuk sebuah kearifan. Lalu kenapa kira-kira table manner Leluhur tersebut berbeda?
Sesuai dengan Ayurveda, kegiatan makan pada konsepnya adalah untuk memberikan stimulus yang Sukha (menyenangkan) kepada Indriya (baik sensorik dan motorik).
Makanan akan tersaji dalam satu wadah (misalnya piring) dipenuhi oleh kombinasi Sad Rasa (6 rasa) dan mulai dimakan dari Madhura Rasa (manis).
Makan dalam posisi Sukhaasana (duduk bersila) dengan menggunakan tangan (Samaana Mudra). Hal ini dimaksudkan agar Indriya mendapat stimulus Sukha (menyenangkan) yaitu dengan:
* Kulit (karena menggunakan tangan) :. merasakan testur dan konsistensi makanan
* Mata : melihat berbagai warna makanan
# Hidung : mencium aroma makanan
* Lidah : mengecap rasa makanan
* Telinga : mendengar suara saat mengunyah makanan
Stimulus tersebut diberikan karena Indriya cenderung merespon sesuai dengan informasi yang dikumpulkannya. Sehingga ketika stimulus diterima Indriya akan merespon dengan proses anabolik (konservasi energi) yang kemudian digunakan untuk meningkatkan kinerja Agni (api perncernaan, metabolisme), sehingga transformasi Ahara (makanan) menjadi nutrisi bisa terjadi dan derajat kesehatan bisa meningkat.
Dalam kitab suci agama hindu yaitu WEDA sudah dijelaskan jika WEDA ini dibagi menjadi empat yakni:
1. Regveda yang berisi tentang nyanyian pujaan (himne).
2. Samaveda menjelaskan tentang nyanyian veda suci.
3. Yajurveda menerangkan tentang sastra suci yang terfokus pada ritual dan korban suci.
4. Atharvaveda menjelaskan tentang sastra suci Hindu.
Dari keempat WEDA tersebut, pembagian ini dinamakan juga dengan Catur Veda samhita
Baca Juga tentang: Kekuatan Japa Mantra bagi Umat Hindu
Baca Juga tentang: Kekuatan Japa Mantra bagi Umat Hindu