Kiamat Menurut Hindu

by -845 Views
Redsobek.com – Kiamat Menurut Hindu, Saya sangat bangga menjadi seorang Hindu di dunia ini karena Agama Hindu merupakan agama terbaik di dunia ini. Hindu adalah sumber dari semua ajaran Ketuhanan di Dunia. Dari Hindu lahirlah agama-agama baru.

Berbanggalah menjadi Hindu Indonesia secara Khusus mayoritas tertinggi berada di pulau Bali. 

Sampai sekarang Hindu di Indonesia masih diakui sebagai agama tertua di dunia walaupun aliran agama lain mencuci otak para penganutnya, jika agama Hindu ini merupakan agama yang tidak diperhitungkan. 

Banggalah anda menjadi Hindu di Indonesia karena merupakan agama terdamai dan sangat toleransi dengan agama lain serta Hindu akan selalu ada di dunia ini selamanya walaupun alam semesta ini sudah pralaya (musnah).
.
Kiamat dalam ajaran agama hindu dari kitab suci Weda dijelaskan jika hancurnya alam semesta ini yang sering disebut MAHA PRALAYA artinya kehancuran yang sangat besar.
.
Yang mana alam semesta ini apabila dalam keadaan Maha Pralaya, ketika dunia ini tersedot atau mengalami kontraksi bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan. 

Seperti seluruh jagad raya tersedot ke dalam lubang hitam.
Kiamat Menurut Hindu
Kiamat Menurut Hindu

Dalam proses kiamat besar tersebut, Tuhan tidak lagi berwujud sekala, seperti kehancuran melalui  bencana alam: tsunami, gempa bumi dan sebagainya. 


Tetapi Tuhan memusnahkan alam semesta dalam wujud niskala, dalam arti dunia beserta isinya akan hilang begitu saja. 

Ketika kiamat terjadi, saat itu Bhatara Brahma sebagai Sang Pencipta akan mengakhiri semua kerja atau karma-Nya. Dan, beliau memasuki dunia yang disebut Brahma Natha (malam hari Brahma).
 
Karena kehidupan di dunia ini sekarang merupakan dari siangnya Brahma atau Brahma Diwa.Namun proses kiamat ini tidaklah secepat yang dibayangkan. 

Sebab siang hari Brahma melewati 14 yuga atau siklus. Jadi untuk mencapai Maha Pralaya itu kita harus melewati 14 kali kertayuga, 14 kali tretayuga, 14 kali dwaparayuga, dan 14 kali kaliyuga.

.
.
Lalu kemana manusia saat alam ini Maha Pralaya? 

Dalam pandangan Hindu, khususnya paham Siwa Sidhanta dikatakan bahwa kita tidak perlu khawatir kalau dunia ini kiamat. 

Sebab, ketika Maha Pralaya terjadi, tidak ada lagi surga dan neraka. Semua mahluk hidup dan semua ciptaan Tuhan itu akan kembali kepada Tuhan itu sendiri.

Dengan kata lain, manusia, Iblis, Sura, para dewa semuanya akan bersatu kembali dengan Tuhan atau dengan kata lainnya “MOKSA”.
.
Oleh karena itu, dalam pandangan Hindu, tidak ada istilah kalau setelah kiamat, yang jahat akan mendekam di neraka abadi atau yang baik akan mendapat tempat di surga abadi. 

Sebab, alam material dan rohani akan kembali kepada asalnya.  

Perlu ditegaskan bahwa kiamat itu memang ada, dan saat ini sedang menuju ke proses itu. Saat ini dunia baru di swata manu atau yang ketujuh. 

Kita masih memiliki waktu tujuh yuga lagi sebelum dunia ini Maha Pralaya.

Jadi jangan merasa takut akan Kiamat dan selalu berserah diri kepada Tuhan, selalu berbuat baik kepada semua mahluk dan jadilah manusia yang berkualitas dalam sikap, sifat dan pikiran.
Siklus Dunia Hindu

 

.
Pada Kitab Brahma Purana dijelaskan:
 
Satu siang Brahma (Kalpa) terdiri dari 14 Manwantara. Satu Manwantara dipimpin oleh seorang Manu, dan kita saat ini, berada di Manwantara ke-7 dengan Manu yang diturunkan oleh Brahma adalah Waiwasta Manu.
 
Setiap Manwantara terdiri dari 71 Maha Yuga. Satu Maha Yuga terdiri dari 4 Yuga (Catur Yuga) yaitu Satya Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga dan Kali Yuga
 
Satya Yuga berlangsung selama 1.728.000 Tahun. 
 
Treta Yuga berlangsung selama 1.296.000 Tahun.
 
Dwapara Yuga berlangsung selama 864.000 Tahun.
 
Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun.

 
Artinya, Satu Maha Yuga berlangsung selama 4.320.000 tahun dan satu Manwartara berlangsung selama 306.720.000 tahun. Satu Kalpa berlangsung selama 4.294.080.000 tahun atau sekitar 12 Juta tahun Para Dewa (1 Maha Yuga = 12.000 tahun para Dewa)
 
Sekarang kita berada di Maha Yuga ke-28, tepatnya di Kali Yuga ke-28. Kita bukan ciptaan pertama Tuhan, kita hidup sejak Manwarta Pertama di Kalpa Pertama (Tidak ada yang tahu apakah kita berada di Kalpa ke berapa) sebab Atman tidak pernah bisa mati, hilang dan dihancurkan. 

Atman hanya bisa bebas dari siklus kelahiran dan kematian apabila mencapai Moksha.
.
Setiap satu Kalpa, atau satu siang Brahma, alam semesta beserta isinya akan terbentuk dan terpelihara. Dan ketika satu malam Brahma (satu Kalpa) dunia akan hancur dan tidak ada apa-apa di dunia ini. 

Lalu setelah melewati satu malam Brahma, Brahman akan kembali lagi menciptakan alam semesta dan memeliharanya selama Satu Kalpa.
.
Kita bukan ciptaan pertama, atman kita sudah ada sejak Manwartara Pertama di Kalpa pertama. 
 
Apakah di Manwartara sebelum ini kita tinggal di bumi? 

Ap4kah di Manwartara sebelum ini mahluk yang diciptakan Tuhan adalah manusia, hewan dan tumbuhan? 

Apakah di Manwartara sebelum ini kita diciptakan dengan design seperti ini? 

Tidak ada yang tahu.
 
Dan di agama lain mungkin ada menjelaskan, tetapi semua itu hanya analisa dan teori yang dipercaya penganutnya saja, tetapi tidak bisa membuktikan dengan pasti.
 
Setelah Kali Yuga ini berakhir, Kalki Awatara turun ke dunia dan membawa kembali ke Satya Yuga, kita akan memasuki Maha Yuga ke-29, tetapi tidak ada yang tahu, apakah di Maha Yuga berikutnya dunia akan sama seperti ini?
.
Siklus Waktu Dunia Menurut Hindu
.
Yang paling abadi adalah agama Hindu akan tetap ada dan tidak akan pernah hilang atau musnah (pralaya).

Di Maha Yuga ini, Dewa Wisnu (Sri Wisnu) turun ke dunia menjadi awatara sebanyak 10 kali.

Bisa saja di Maha Yuga berikutnya Sri Wisnu turun lebih dari 10 kali sebagai Awatara. Begitu juga sebelumnya.
.
Setiap Manwartara, Brahma melahirkan 1 orang Manu dan 7 orang Rsi (Sapta Rsi) di Zaman Dwapara Yuga di setiap Maha Yuga.
.
Mengapa di Dwapara Yuga? 

Pada Zaman Satya Yuga, orang hidup 100.000 tahun, pengetahuan spiritual tinggi bahkan mengerti keberadaan Tuhan ada dimana-mana.

Pada Zaman Treta Yuga, orang hidup 10.000 tahun, untuk melakukan pemujaan,. orang perlu melakukan upacara untuk memfokuskan diri.

Pada Zaman Dwapara Yuga, kemerosotan moral semakin terjadi, orang perlu Kitab suci sebagai pegangan sehingga disinilah, Sapta Rsi diturunkan untuk menuliskan sabda-sabda suci Tuhan ke bentuk fisik (Kitab).

Kemudian pada Zaman Kali Yuga, kemerosotan moral dimana-mana, agama dan Dharma ditinggalkan. Di akhir zaman Kali, hampir semua orang menjadi jahat dan akan lenyap bersamaan dengan Zaman Kali.

Hanya sedikit sekali orang yang selamat dari zaman Kali, tapi tak bertahan cukup lama (sebab usia manusia paling lama 100 tahun di Zaman kali). Kemudian barulah dilahirkan kembali di Zaman Satya Yuga.
.
Weda sejatinya ada sejak dahulu kala, sejak Tuhan menciptakan alam semesta untuk pertama kalinya. Weda ini tidak akan pernah musnah. Hindu akan selalu ada, tak kan pernah musnah sekalipun berkali-kali terjadi penciptaan dan peleburan alam semesta.
.
Tidak akan ada yang tahu, kapan Tuhan akan “menghentikan” penciptaan dan peleburan alam semesta ini dan tidaklah perlu kita mengetahui hal itu.

Ada banyak rahasia alam semesta yang tidak kita ketahui. Lihatlah, seberapa kecil kita yang hanya hidup kurang dari 100 tahun ini di dunia yang berusia triliunan tahun ini.

Jangan Sombong Menjadi Manusia, Betapa Kecilnya Dirimu Di Alam Semesta

Tujuan hidup adalah menyebrangi lautan kelahiran dan kematian, mencapai Moksha. Dengan mencapai Moksha, kita tidak akan terlahir lagi ke dunia.

.
Supaya tidak terikat oleh hukum waktu (Kala) kita harus menjadi sang waktu (Sang Kala, personalitas Tuhan yang Maha Esa), bersatunya atman kita dengan Brahman sang pencipta bukan berada di sisiNYA. Salam rahayu.

Dikutip dari berbagai naskah hindu dan Hindu bali.

Narasi: IDA PANDITA MPU JAYA ACHARYA NANDA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.