Redsobek – Banten Menanam Ari-ari, Proses Menanam Ari-Ari Bayi Versi Hindu BALI
Om Swastyastu, Mohon dishare (bagikan) apabila bermanfaat ngih!.

Keturuan dalam dalam setiap keluarga merupakan anugrah yang paling indah dan keinginan pasangan yang baru menikah, karena akan menjadi penerus keluarga nantinya.
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan oleh calon orang tua, untuk persiapan kelahiran anak. Menurut tradisi Agama Hindu di Bali. Dan sudah pernah admin redsobek praktekan kepada buah hati tercinta.
……
1. Ketika Anak Baru Lahir
Ucapkan Mantram Gayatri sebanyak mungkin, minimal tiga kali. Kalau bisa sambil membawa Japamala (ganitri).
Maha Mantra Gayatri disebut juga sebagai Mantra Savitri atau Mantra Savita, sebagai ibu dari Veda yang memberikan pencerahan kepada kecerdasan dalam menapak kehidupan menuju kesempurnaan.
Bisikkan Maha Mantra Gayatri tiga kali masing-masing di telinga kanan (dharma) dan kemudian di telinga kiri (sakti).
….
2. Waktu Diberikan Ari-Ari Oleh Bidan/Perawat/Rumah Sakit
Ketika sudah diberikan ari-ari dari pihak rumah sakit, bidan dan lainnya. Bungkus dengan kain putih sukla, sebaiknya sudah disiapkan payuk tanah yang cukup besar, dengan tutupnya, lalu ari-ari itu dimasukkan ke dalam payuk setelah itu di bawa pulang.
……
3. Mencuci Ari-Ari
Setelah sampai di rumah maka oleh ayah si anak ari-ari diletakan di dalam baskom/ember baru yang setelah itu alat tersebut tidak boleh dipakai lagi (setelah dipakai mencuci dilebar).
Lalu ari-ari tersebut di cuci dengan air. Sang ayah harus membersihkan ari-ari dengan bersih dengan menggunakan kedua tangan, tanpa perasaan jijik dan dilakukan dengan perasaan penuh syukur dan kasih sayang, setelah bersih lalu di bilas dengan air kumkuman (air bunga).
Ari-ari yang bersih adalah darah merah yang keluar pada ari-ari sudah tidak tampak lagi saat dibilas dengan air.
INFORMASI TERKAIT:
Menanam Ari-Ari Bayi (Banten & Proses)
4. Tahapan Dalam Menanam Ari-Ari
Siapkan sebuah kelapa ukuran besar yang masih lengkap dengan kulitnya, lalu dipotong dan dikeluarkan airnya. Pada bagian atas kelapa (bagian tutupnya) ditulis aksara Ang yang melambangkan Akasa dan pada bagian bawahnya ditulis aksara Ah yang melambangkan Pertiwi.
Ang dengan Ah juga adalah aksara induk (bapak dan ibu) dimana menurut Siwagama dalam essensi Rwa Bhineda disebutkan bahwa :
Ang Ah inilah yang dimaksud dengan Sanghyang Rwa Bhinneda, sebagai induknya aksara alam semesta dan purusa pradana sebagai leluhur.
Dimana dalam perwujudan alam semesta ini disebutkan :
Ang adalah angkasa,
Ah adalah perthiwi.
Sebagai asal bapak-ibu yang juga menyandang status Purusa-Pradana sebagaimana disebutkan yaitu :
Ang adalah bapak, Sedangkan Ah adalah ibu.

Lalu ari-ari dimasukan kedalam kelapa tersebut, diisi dengan 1 buah kwangen yang berisi 11 kepeng uang bolong yang diletakan di atas ari-ari, 1 potong lontar / ental yang ditulis aksara Ongkara, 1 ikat duri-durian (3macam duri), Rempah-rempah (anget-angetan), wewangian dan boleh juga di isi pesan-pesan lain dari sang ayah dalam hal ini mengacu kepada Desa Kala Patra.
Sesudah lengkap lalu kelapa tersebut dibungkus dengan ijuk (duk) lalu dibungkus kain putih dan selanjutnya di tanam. Untuk bayi laki-laki maka ari-ari di tanam di pekarangan dengan posisi di sebelah timur pintu masuk kamar si bayi (misalnya lokasi bayi di bale daja) sedangkan bayi perempuan di tanam di sebelah barat pintu.
….
Masukan ari – ari tersebut ke dalam lubang (tanah) lalu ucapkan mantram :
“Om Sang Hyang Ibu Pertiwi
rumaga bayu
rumaga amrtha sanjiwani
ang amertham sarwa tumuwuh ” I Gede ***** ” (nama si bayi)
mangda dirghayusa nutugang tuwuh “
….
Setelah itu barulah ari-ari ditimbun/ditanam dan diatasnya diletakkan batu bulitan sebesar buah kelapa sebagai tanda dan ditanam pandan berduri. Hal ini secara sekala bertujuan menjaga ari-ari agar tidak diganggu hewan dan secara niskala bertujuan untuk menghindari gangguan jahat.
Dan sanggah cucuk diisi lilin/lampu, usahakan tetap menyala selama 42 hari. Kemudian ditutup dengan kurungan ayam (guungan).
….
5. Banten Untuk Menanam Ari-Ari
Banten yang digunakan yaitu : banyuawang, dapetan, nasi kepel 3, pengulapan, pengambean, daksina.
Daksina ditaruh di sanggah cucuk yang ditancapkan di atas tanah menanam ari-ari. Lalu buatkan segehan lima warna (Segehan Mance Warna) yaitu warna hitam di sebelah utara, putih sebelah timur, merah sebelah selatan, kuning sebelah barat dan manca warna di tengah.
….
Begitulah Proses Menanam Ari-Ari Bayi versi Hindu BALI Selesai, dan selanjutnya setiap hari menghaturkan nasi kepelan isi bawang jahe sampai menunggu tali pusar sang bayi putus, saat itu dibuatkan banten sesuai desa kala patra setempat dan begitu pula tiga bulanan dan otonan sang bayi.
Biasanya tali pusar bayi putus dalam kurun waktu 5 sampai 12 hari.
Untuk tempat menanam ari-ari pada tempat kost/kontrakan apabila ingin di pindah ke rumah tua/rumah dikampung hendaknya menggunakan banten pralina.
Demikianlah ilmu/informasi prosesi menanam ari-ari bayi yang kami jabarkan, kurang lebihnya apabila tidak sesuai dengan versi daerah anda, kiranya sesuaikan dengan referensi lain agar lebih baik.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Sumber : Ida Pedanda Dwija, juga dari komunitas JIHI dan CMIIW.