Redsobek.com – Mengapa Kajeng Kliwon Menghaturkan Segehan?, Kajeng Kliwon adalah hari sakral bagi umat Hindu di Bali. Karena Kajeng Kliwon ini merupakan hari payogaan Sanghyang Bhatari Durga yang diiring oleh rencang-rencangan beliau seperti berbagai sarwa bhuta kala.
Kajeng Kliwon ini mempertemukan hari pancawara dengan triwara dalam pa-wuku-an Hindu Bali yakni, “”Kliwon dan Kajeng””
Setiap bulan, Kajeng Kliwon datangnya 2 kali dan setiap 15 hari sekali rahina Kajeng Kliwon ini pada tiap-tiap kemulan. menghaturkan berbagai upakara seperti segehan mance warna dan canang.
.
Pada rahina Kajeng Kliwon ini Sanghyang Bhatari Durga sedang melakukan yoga semadi dan masyarakat Hindu di Bali. sangat mempercayai kekuatan dan kesaktian magis bersumber dari hari Kajeng Kliwon ini.
Sangat kental sekali pada rahina Kajeng Kliwon ini kepercayaan terhadap ilmu-ilmu tak kasat mata akan bergaung seperti sangkepan para leak.
Hampir tidak ada perbedaan juga rahina Kajeng Kliwon ini, untuk pulapali bebantenannya tidak sebesar dan selengkap rahina Nyepi tawur kesanga.
Rahina Kajeng Kliwon ini hendaknya umat menghaturkan canang wangi-wangian dengan pengayatan yang ditunjukan kepada Hyang Durga Dewi.
Pada natar/natah sanggah kemulanpe, pekarangan rumah,. dan lebuh menghaturkan segehan mance warna dengan tetabuhan arak berem, pengayatan ditunjukan kepada Sang Tiga Bhucari, ( Kala Bhucari, Bhuta Buchari,. Durga Bhucari) Sang Bhuta Raja, Sang Adi Kala dan para rencang-rencangan Sanghyang Bhatari Durga.
.
Rahina Kajeng Kliwon ini para umat sedharman menghaturkan sembah bhakti kepada Sanghyang Bhatari Durga memohon kerahayuan dan keselamatan lahir bhatin.
Bagi para umat yang tidak pernah menghaturkan segehan, akibatnya akan ada gangguan dari rencangan-rencangan Sanghyang Bhatari Durga sebagai godaan duniawi. Sang Tiga Bhucari meminta ijin kepada Sanghyang Bhatari Durga. untuk mengganggu para penghuni rumah umat yang tidak menghaturkan lelabaan segehan tersebut.
Segehan Manca Warna 9 Tanding |
Para rencangan khala tersebut menciptakan berbagai gangguan tak terlihat di dalam rumah seperti penyakit (gering), teluh,. mengundang khala desti, tonye, bakek, memedi dan lainnya.
Sang Bhuta Bhucari dan Kala tiga juga akan menebar “cemer” kepada penghuni rumah agar rumah tersebut terlihat angker,. suasana muram, tidak suci dan tidak nyaman berada dalam rumah.
Akibatnya pekarangan rumah tersebut menjadi tidak terbekati, penghuni rumah juga akan mengalami berbagai macam halangan seperti sakit-sakitan,. pikiran gelisah, mudah emosi dan amarah meledak-ledak,. sering iri hati dan sering berprangsangka buruk satu sama lain yang kemudia menjadi sumber-sumber pertikaian antar saudara kelurga di rumah.
Sebaliknya, apabila umat sedharman atau sang penghuni rumah menghaturkan segehan tepat pada rahina Kajeng Kliwon ini,. dengan dilandasi oleh rasa ikhlas syukur dan rasa bhakti dengan lascarya, maka akan mendapat keselamatan, kerahayuan Sanghyang Bhatari Durga.
Jadi, Dapat Disimpulkan,
.
.
Mengapa Kajeng Kliwon Menghaturkan Segehan?
Karena pada rahina Kajeng Kliwon ini umat sedharman berharap mendapatkan kerahayuan. secara lahir dan bhatin dari Sanghyang Bhatari Durga sebagai paice Ida.
Selain itu mengucap puji syukur atas semua anugrah yang sudah diberikan seperti keselamatan dalam menjalani berbagai macam kegiatan (karma wasana) di kehidupan samsara dunia fana. Rahayu! (*)