Redsobek.com – Diceritakan kembali oleh kami dari sumber media sosial “Mangkudwi”, Bahwasanya ada seorang gadis yang hamil di luar nikah, dikarenakan takut akan sang pacar di marahi dan aniaya oleh ayahnya, si gadis memberitahu keluarganya, jika balian atau mangku dekat rumahnya yang sudah menghamili dirinya.
Dan akhirnya keluarga gadis ini bersama penduduk desa mendatangi si mangku/balian ini dan memarahinya habis-habisan, berkata kasar, mencaci maki dan meminta si balian ini bertanggung jawab serta memaksa untuk menerima anak tersebut.
Gambar: NAMA BAIK ADALAH TAKSU |
Yang dilakukan si Balian hanya terdiam tanpa tidak menjawab sama sekali.
.
Si Balian hanya mengeluarkan kata, “Oh begitu!. Baiklah”
Dan akhirnya anak gadis itu diterimanya dengan baik.
Sejak hari itu, si Balian ini berusaha meminta susu dari istrinya dan menggunakan sedikit uangnya untuk kehidupan si anak ini.
.
Walaupun kadang para pasien yang berobat (nunas tambe) ke tempatnya semakin hari semakin sedikit bahkan sudah hampir hilang kepercayaannya.
Beberapa hari dan bulan berlalu, berita ini menyebar dengan cepat dan pamor balian ini semakin buruk di lingkungannya.
Sehingga berakibat semakin banyak orang yang membenci Balian ini.
Hari demi hari pun sudah terlewati, Si Gadis/ibu si anak hidup dalam kegelisahan karena merasa bersalah.
.
Si gadis merasakan siksaan batin selama berbulan-bulan, Dan akhirnya si gadis mengakui kepada keluarganya bahwa ayah dari anak itu bukan si Balian.
Lalu keluarga ini kemudian mendatangi kediaman si balian.
Si balian terlihat sangat kurus, sedangkan anak kecilnya terlihat sehat dan gemuk.
Pada akhirnya Keluarga si Gadis ini meminta maaf teramat sangat dan dan meminta kembali anak tersebut.
.
Sang Balian pun hanya tersenyum dan berkata, “oh begitu ya!. Baiklah”
.
.
Lalu Keluarga gadis ini bingung dan bertanya “maaf anda telah kami rugikan sampai seperti ini, kenapa anda masih sebaik ini pada kami ? Nama baik anda rusak oleh kami,
Kenapa saat itu anda tidak membela diri?” Sang Balian hanya tersenyum dan menjawab “Sebagai seorang Mangku/Balian, saya tidak seharusnya terlalu memperdulikan hal seperti itu.
. “NAMA BAIK…?? “Apalah artinya buat kami ?
“Diejek dan di fitnah juga tidak masalah, kalau dengan menjaga anak itu, aku bisa meringankan beban si gadis dan menyelamatkan 1 nyawa. “Bukankah saya sudah berbuat baik ? “
.
Lagipula kalaupun saya berusaha membenarkan diri saya, tidak banyak orang yang akan percaya.
.
“Karena itu untuk apa menyusahkan diri sendiri dan hidup dibawah perkataan orang lain?” Akhirnya mereka semua terdiam.
.
Dan Sang Balian ini melanjutkan perkataannya,
“Seseorang jikalau dari awal percaya, dia akan tetap percaya kepada kita.
.
Kalau dari awal masyarakat tidak percaya. “Kita berusaha sekeras apapun mereka tidak akan pernah percaya. “Bukankah lebih baik aku diam dan tidak perlu membela diriku?
Karena manusia labil yang berpikir buruk/negatif itu, akan selalu salah dimatanya dan akan terus menghakimi kita.
“Saat kita berbuat baik, kita dibilang punya tujuan tertentu.
“Saat kita salah, mereka hanya akan menambah garam pada luka.
.
“Tapi toh setelah semua nya lewat, hasil dari perjuangan kita yg mereka lihat. “Karena itu biarlah kita selalu berbuat baik.
“Dan biarlah waktu yg membuktikan.
.
“Apakah kita benar-benar baik, atau hanya pura-pura baik.
“Saat kita menanam padi, RUMPUT selalu ikut tumbuh disana.
Tapi saat menanam rumput. Tidak pernah ada PADI disana.”
.
Tingkat tertinggi dari sebuah pembuktian adalah ketika tidak ada rasa ingin membuktikan didalam diri.
Akhirnya orangtua si Gadis melakukan pengabdian (ngayah) selama sisa hidupnya untuk si Balian sembari mengembalikan nama baik si balian yang dahulu agar baik kembali di mata masyarakat.
Sumber Narasi Nama Baik Adalah “Taksu”: mangkudwi