Mulai dari Hari Pemaridan Guru, Ulihan dan Pemacekan Agung, selanjutnya kita menyambut: Penampahan Kuningan, Rahina Kuningan dan Manis Kuningan.
Kemulan : Rong Telu dan Rong Dua |
Penampahan Kuningan : Secara filosofis perayaan penampahan Kuningan sebenarnya diartikan agar sifat hewani yang ada di dalam diri manusia sirna/dikendalikan, sehingga dalam perayaan Kuningan keesokan harinya kita bisa terbebas dari sifat hewani tersebut.
- Pada Penunggun karang tidak berisi brengkong/endongan
- Yang berisi endongan ring Pura Ibu, Kemulan Rong 3, Rong 2, Taksu, Anglurah, Bhatari Sri, Sanggah Kembar, Pelangkiran-pelangkiran, motor dan mobil.
BANTEN LAINNYA:
D’Mastika, Kembar dan AdiMantra :
(isi brengkong lebeng : “canang kecag pakai tumpeng kecil + sampian peras kecil”)
CATATAN :
- Setiap SUGIHAN Jawa, GALUNGAN dan KUNINGAN, Banten Sodaan dan Pejati dibuat bergilir/bergantian oleh 3 bersaudara.
- Brengkong (lebeng dan matah) total 30 pasang dibagi 3 bersaudara (pukul rata pade 10 pasang) sesuai pembagian tertulis diatas.
- Setiap Kuningan pesu-pesuan untuk pura dadie : Brengkong matah lebeng + Tamiang +ceniga + Gantungan (mekesami pade apasang)
- Pemasangan Brengkong : Brengkong dikiri dan Gantung”an dikanan (gantungan hanya 1 biji saja) tanpa memakai ceniga/lamak.
- Setiap banten berisi sulangi (untuk nasi kuning) dan Sampiyan petangas + Canang.
- Setiap KUNINGAN sembahyang sebelum pukul 12 siang sudah selesai kecuali di banjar juuk manis (karena ngerainin/nyungsung Ida Bhatara Bebotoh)
- Setiap KUNINGAN sembahyang keliling, ada yang ke carik, prajepati, mobil dan dilakukan seperti saat galungan sebelumnya, bedanya jangan lewat sampai pukul 12 siang dan ada tambahan sarana tambahan brengkong serta lainnya.
Baca Juga : Sugihan Jawa dan Sugihan Bali
.
.
Kuningan : Memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.
Dapat diambil kesimpulan melalui perayaan Hari Raya Kuningan inilah kita diingatkan untuk selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial, dan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya serta tidak lupa akan ingat mengucap syukur kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya.
.
- Persembahyangan ke Pura Kawitan Arya Kepakisan Ring Klungkung (Biasanya dari pagi berangkat).
- Persembahyangan ke Pura Desa Juuk Manis (Biasanya pukul 3-4 Sore sehabis datang dari Pura Kawitan)
- Meprani pukul 1-2 Siang (makan bersama) di Pura Desa Juuk Manis (Biasanya dengan keluarga dadong / Ayah Tusan)
- Sore Pukul 5 Sangkepan Dadie sekaligus ngelugas wastre paibon,. Perarem baru setiap manis galungan mengadakan sangkep wajib semua krama pengarep dan pengopog dan di manis kuningan hanya tedun ngelugas wastra.
Sangat bagus dan bermanfaat 😊
Aritekl yang sangat bermanfaat, sangat kental akan kulture budaya Indonesia, Khusunya Bali. Lanjut berkarya gan.
Jadi mengenal sejarah lagi