Penampahan, Kuningan dan Manis Kuningan

by -1356 Views
Redsobek.comPenampahan, Kuningan dan Manis Kuningan, Rahina Suci Galungan berlalu dan 10 hari kemudian adalah Rahina Suci KUNINGAN, Adapun rangkaian acaranyanya seperti berikut :

 

Mulai dari Hari Pemaridan Guru, Ulihan dan Pemacekan Agung, selanjutnya kita menyambut: Penampahan Kuningan, Rahina Kuningan dan Manis Kuningan.

 
Rong Telu dan Rong Dua
Kemulan : Rong Telu dan Rong Dua

Penampahan Kuningan : Secara filosofis perayaan penampahan Kuningan sebenarnya diartikan agar sifat hewani yang ada di dalam diri manusia sirna/dikendalikan, sehingga dalam perayaan Kuningan keesokan harinya kita bisa terbebas dari sifat hewani tersebut.

Prasarana Ngias Gantung-gantungan saat penampahan Kuningan ring Kemulan dan lainnya:

 

  • Pada Penunggun karang tidak berisi brengkong/endongan
  • Yang berisi endongan ring Pura Ibu, Kemulan Rong 3, Rong 2, Taksu, Anglurah, Bhatari Sri, Sanggah Kembar, Pelangkiran-pelangkiran, motor dan mobil.
 
 
PESU-PESUAN BANTEN PEJATI dan SODAAN SAAT KUNINGAN UNTUK DIRUMAH DARI TIGA BERSAUDARA 
Banten lainnya seperti dibawah ini dibagi menjadi tiga dan TETAP kecuali “Sodaan & Pejati Bergantian” link pagilih diatas,

 

 

BANTEN LAINNYA:

D’Mastika, 
Kembar dan AdiMantra : 

Masing-masing Buat =>
* Banten Penyakcak 18 tanding (dirumah 10 tanding sudah termasuk ibu dadong, dadie 8 tanding)
* Sokasi 2 Untuk Pura Puseh & Dalem
# Canang kecag 3 tanding
* Segehan manca warna 3 biji
# Ceniga 10 biji
* Gantungan 10 biji
# Pajeng 10 biji
* Tamiang 10 biji
* Berengkong 20 biji (lebeng 10 & matah 10)


(isi brengkong lebeng : “canang kecag pakai tumpeng kecil + sampian peras kecil”)

(isi brengkong matah (simbol cowok): “keladi dan bije ratus”)
 


CATATAN :

  • Setiap SUGIHAN Jawa, GALUNGAN dan KUNINGAN, Banten Sodaan dan Pejati dibuat bergilir/bergantian oleh 3 bersaudara. 
  • Brengkong (lebeng dan matah) total 30 pasang dibagi 3 bersaudara (pukul rata pade 10 pasang) sesuai pembagian tertulis diatas.
  • Setiap Kuningan pesu-pesuan untuk pura dadie : Brengkong matah lebeng + Tamiang +ceniga + Gantungan (mekesami pade apasang)
  • Pemasangan Brengkong : Brengkong dikiri dan Gantung”an dikanan (gantungan hanya 1 biji saja) tanpa memakai ceniga/lamak.
  • Setiap banten berisi sulangi (untuk nasi kuning) dan Sampiyan petangas + Canang.
  • Setiap KUNINGAN sembahyang  sebelum pukul 12 siang sudah selesai kecuali di banjar juuk manis (karena ngerainin/nyungsung Ida Bhatara Bebotoh)
  • Setiap KUNINGAN sembahyang  keliling, ada yang ke carik, prajepati, mobil dan dilakukan seperti saat galungan sebelumnya, bedanya jangan lewat sampai pukul 12 siang dan ada tambahan sarana tambahan brengkong serta lainnya.

Baca Juga : Sugihan Jawa dan Sugihan Bali
.

.
Kuningan : Memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.

 
“Dikutip dari Bhagawan Dwija” makna dari Kuningan yaitu mengadakan janji/pemberitahuan/nguningang baik kepada diri sendiri, maupun kepada Ida Sanghyang Parama Kawi, bahwa dalam kehidupan kita akan selalu berusaha memenangkan dharma dan mengalahkan adharma (antara lain bhuta dungulan, bhuta galungan dan bhuta amangkurat).
 
Endongan/Brengkong maknanya adalah perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana). Sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran. Sarana lainnya, yakni Ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala.
 
Bhagawan Dwija menjelaskan pada Hari Raya Kuningan, Ida Sanghyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat manusia sejak jam 00 sampai jam 12. Jadi di saat itu sangat tepat kita datang menyerahkan diri kepada-Nya mohon perlindungan. 

 

.
Kenapa batas waktu sampai jam 12 siang, dikarenakan energi alam semesta (panca mahabhuta : pertiwi, apah, bayu, teja, akasa) bangkit dari pagi hingga mencapai klimaksnya di bajeg surya (tengah hari). 
.
Setelah lewat bajeg surya disebut masa pralina (pengembalian ke asalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat sanghyang surya mesineb (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika kala).
.
Pada Hari Raya Kuningan juga dibuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia menerima anugerah dari Sang Hyang Widhi.
.

Dapat diambil kesimpulan melalui perayaan Hari Raya Kuningan inilah kita diingatkan untuk selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial, dan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya serta tidak lupa akan ingat mengucap syukur kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya.

.

MANIS Kuningan : Rangkaian persembahyangan pada Manis Kuningan ;
  • Persembahyangan ke Pura Kawitan Arya Kepakisan Ring Klungkung (Biasanya dari pagi berangkat).
  • Persembahyangan ke Pura Desa Juuk Manis (Biasanya pukul 3-4 Sore sehabis datang dari Pura Kawitan)
  • Meprani pukul 1-2 Siang (makan bersama) di Pura Desa Juuk Manis (Biasanya dengan keluarga dadong / Ayah Tusan) 
  • Sore Pukul 5 Sangkepan Dadie sekaligus ngelugas wastre paibon,. Perarem baru setiap manis galungan mengadakan sangkep wajib semua krama pengarep dan pengopog dan di manis kuningan hanya tedun ngelugas wastra.

3 thoughts on “Penampahan, Kuningan dan Manis Kuningan

  1. Aritekl yang sangat bermanfaat, sangat kental akan kulture budaya Indonesia, Khusunya Bali. Lanjut berkarya gan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.