Penempatan “Bija” Menurut Hindu Bali

by -581 Views
REDSOBEK.COM – Penempatan “Bija” Menurut Hindu Bali, Bija adalah bulir beras sebagai prasarana pelengkap umat Hindu di Bali. Bija memiliki makna dan aturan dalam penempatan. dan jumlah yang harus digunakan di dalam tubuh manusia.
 
 
Bija merupakan simbolis dari Kumara yang mana Kumara ini merupakan putra dari Siwa atau secara hakekat Hindu, Bija berarti menumbuhkan ke-Siwa-an (kedewataan) dalam diri setiap manusia.
 
 
Bija dalam Hindu di bali juga disebut dengan bhasma. Di dalam pustaka Hindu juga disebut gandaksata, yang memiliki arti biji padi-padian yang utuh serta wangi. 
 
 
Bija yang baik dan benar dalam sastra Hindu harus menggunakan beras yang utuh tidak ada patah atau retak.
 
 
Umat Hindu di Bali juga menyebut Bija dengan sebutan Beras galih (baas galih). Beras yang dipakai harus di cuci bersih dahulu, kemudian dicelupkan ke air cendana yang sudah dicampur dengan bung-bunga yang wangi/harum.
 
 
Beras yang agak lembab/basah ini nantinya akan disucikan oleh seorang pemangku atau sulinggih dengan doa-doa mantram Hindu sebagai anugrah suci Ida Sanghyang Widhi Wasa.
 
 
Ada banyak kekeliruan dalam penempatan bija seorang Hindu di Bali seperti meletakan Bija di ujung daun telinga (kuping), menempatkan di alis, di kening  kanan kiri dan semuanya tidak ada dalam sastra Hindu manapun.
 
Penempatan Bija Menurut Hindu Bali
 
Yang Benar Penempatan Bija Dalam Agama Hindu di Bali Yakni:
 
 
BAGI UMAT HINDU
.
1. Sela-sela Alis (Lelata
 
Gunakan 3 Butir Bija/Bulir Beras yang utuh.
 
Atau disebut dengan Anja Cakra, yang lebih tepat dalam penempatan Bija ini agak sedikit keatas diantara sela-sela alis.
 
Memiliki makna ‘mata ketiga’ atau dalam sastra Hindu disebut sebagai cudamani.
Mantram yang dipakai bagi umat sedharman adalah:
 
Om criyam bhawantu 
 
(Oh Tuhan Semoga Kebijaksanaan Meliputi Hamba)
 
 
2. Bawah Tenggorokan/Leher
.
Gunakan 3 Butir Bija/Bulir Beras yang utuh.
 
Penempatan Bija dileher disebut dengan Wisuda Cakra.
 
Mantram yang dipakai bagi umat sedharman adalah:
 
Om sukham bhawantu 
 
(Oh Tuhan Semoga Kebahagiaan/Kesenangan Datang Pada Hamba).

 
 
3. Telan 1 Biji (Dalam mulut/langit-langit)
 
Bija yang ditelan langsung masuk ke dalam tubuh.
 
Mantram yang dipakai bagi umat sedharman adalah:
 
Om purnam bhawantu, 
Om ksama sampurna ya namah swaha 
 
(Oh Tuhan Semoga Hamba Memperoleh Kesempurnaan Hidup)
 
 
4. Pusar 
 
Gunakan 3 Butir Bija/Bulir Beras yang utuh.
 
Penempatan Bija dipusar atau yang biasa disebut dengan Manipura Cakra.
 
Pada pusar banyak yang tidak mengetahuinya karena yang umum hanya tiga posisi saja dipakai para umat. Mungkin karena saat nunas paice bija sedang memakai baju adat sehingga sulit menjangkau pusat itu sendiri.
 
 
BAGI PEMANGKU
 
Untuk pemangku, Bija ayng dipergunakan disebut dengan “BIJA TIGA”, dengan penempatan di Ubun-ubun, Lelata (diatara alis), dada dibawah tenggorokan dan ditelan. 
 
Mantram yang dipakai pun berbeda untuk pemakaian Bija oleh para pemangku.
 
.
BAGI SULINGGIH
 
Bagi para sulinggih pemakaian Bija disebut dengan Bija Jangkep yang berarti menggunakan Bija ini pada secara lengkap ke seluruh tubuh, yakni:
 
Ubun-ubun, Lelata, Bawah tenggorokan, Bahu kanan dan kiri, Ulu hati (padma hrdaya), Puncak/Ujung rambut, Punuk, Telinga kanan dan kiri.
 
Mantram yang dipakai pun berbeda untuk pemakaian Bija oleh para Sulinggih.
 
Jadi bisa disimpulkan, pemakaian Bija dalam Umat Hindu merupakan anugrah dari Ida Sanghyang Widhi Wasa sebagai simbol benih kehidupan dalam tubuh manusia.
 
Dengan tujuan dan harapan benih kehidupan (Bija) ini akan memancarkan kesuciandan mendapatkan Kesempurnaan Hidup.
 
Maka dari itu janganlah hal-hal yang sangat suci ini disalahartikan dan jangan sampai anda keliru sebagai umat sedharman, baik itu dalam pembuatan Bija, penempatan Bija dalam tubuh dan makna yang terkandung dalam Bija tersebut.
 
Kembalilah mulat sarira menjadi Hindu yang Hindu, bukan hanya karena ikut style dan modis menjadikan Hindu sebagai Gaya Hidup atau ajang gengsi tebar kesombongan atau dalam bahasa asingnya “Briuk Siu (milu-milu tuung/ikut-ikutan saja)”.

 
Hindu itu simpel dan tidak ribet, Hindu itu sangat damai dan tidak banyak aturan, apabila anda mengetahui hal yang benar seperti Penempatan “Bija” Menurut Hindu Bali, maka lebih baik anda sampaikan demi kebaikan umat sedharman.
 
Apabila anda memperoleh referensi yang lebih lengkap, tolong info kami sebagai admin agar di update dan saling membantu dalam memberikan informasi yang sempurna untuk umat sedharman. Suksma.
 
Source: Ida Pandita Mpu Jaya

One thought on “Penempatan “Bija” Menurut Hindu Bali

  1. ohh ini mksdnya, jadi gak penasaran, setiap apa yang di tempel ada mksdnya dan tujuannya.. nambah ilmu dan wawasan di kebiasaan adat istiadat budaya lain terkuhus budaya orang bali.

    kunjungi juga : Last Young Boy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.