Pengertian Etika Agama Hindu
Etika adalah pengetahuan tentang kesusilaan yang berisi larangan-larangan atau suruhan-suruhan untuk membuat sesuatu serta mendapatkan ajaran tentag perbuatan yang baik dan perbuata yang buruk. Tiap-tiap perbuatan itu berdasarkan atas kehendak atau Budhi.
Oleh karena itu manusia dihadapkan kepada dua pilihan. Yaitu pilihan baik dan pilihan buruk, dalam hubungan ini manusia memiliki kebebasan untuk bertindak dan berbuat yang terbatas, yang membatasinya itu adalah norma-norma yang berlaku.
Selain itu etika, etika itu berarti susila, kesusilaan ilmu akhlak. Sila berarti salah satu kerangka dalam ajaran hindu (Tatwa, Susila, Upacara) atau merupakan ajaran pertama dan utama saptangga Dharma, yaitu:
.
- Sila : Kesusilaan
- Yadnya : Persembahan suci
- Tapa : Pengendalian diri
- Dana : Berdarma
- Prawrjya : Menyebarkan Darma
- Diksa : Upacara Inisiasi
- Yoga : Menunggalkan diri dengan Tuhan
.
Pada sloka Wrehaspati Tatwa No. 25 itu dijelaskan bahwa ” Sila ngaranya mangrakascara”, yang artinya Sila adalah menjaga prilku atau kebiasaan agar tidak menyimpang dari norma-norma kebenaran dan kebaikan .
Suatu perilaku dikatakan etis apabila; sopan, pantas, baik dan benar sesuai norma dan nilai ynag berlaku. Sedangkan norma atau aturan tingkah laku yang baik dan mulia disebut Tata Susila.
.
Dasar – Dasar Etika Agama Hindu
Semua etika agama berdasarkan keimanan. Etika hindu berdasarkan berdasarkan keimanan hindu yang disebut Sradha.
Keimanan hindu adalah lima pilar dasar keimanan yang disebut Panca Sradha.
.
.
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Widhi Sradha Sebagi Dasar Etika Hindu
Karena yakin bahwa tuhan berada diman-mana dan selaku ada serta maha tau mengetahuai semua yang tampak dan tidak tampak, maka menjadi alasan atau dasar yang medorong orang untuk selalu menjaga perilakunya agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran agaman dimana dan kapanpun, baik ada yang melihat maupun tidak.
.
Walau hanya dalam agan atau pikiran saja semestinya tidak dibiarkan menyimpang karena Tuhan mengetahuai apapun yang ada dalam pikiran manusia. Apalagi umat hindu juga yakin bahwa tuhan menyatangi orang-orang yang susila dan berbudi pekerti yang luhur.
.
2. Karena Yakin Dengan Atma
Atma adalah dewa yang memberikan kekuatan hidup pada setiap makhuk, maha saksi yang tidak dapat ditipu, maka timbul tika tidak boleh berbohong. Berdasarka keyakinan bahwa pada hakekatnyan semua atma dalah tunggal, melahirkan fialsafat “Tat Twam Asi” artinya dia adalah kamu, melandasi serta mendorong etika untuk saling menghargai satu sama lain.
Tat Twam Asi juga merupakan landasan dasar salah satu ajaran etika hindu: “Arimbawa” maksudnya punya pertimbangan kemanusiaan, punya rasa kasihan, igin menolong, dapat memanfaatkan, sehingga dalam memperlakukan atau menindak orang lain mengukur diri sendiri.
Sebelum bertindak tanya dulu kepada diri sendiri “bagaimana seandainya saya diperlakukan atau ditindak deikian?” Bila menimbulkan rasa tak enak, menyakitkan, maka sebaiknya orang tidak diperlakukan demikaian: bila menyenangkan atau membahagiakan (dalam arti positif) sebaiknya dilakukan.
3. Karena Yakin Dengan Hukum Karma Phala
Bahwa, setiap perbuatan pasti akan membawa akibat, maka orang menjaga sifat dan perilakunya agar selamat (agraksa cara rahayu) termasuk menjaga pikiran. “Yadiastun riangen-angen maphala juga ika” Artinya walaupun baru hanya dalam pikiran akan membawa akibat itu.
“Siapakari tan temung ayu mesadana sarwa ayu, nyata ketemwaning ala masadhana sarwa ala” Artinya, siapa yang tak akan memperoleh kebaikan bila sudah didasari dengan perbuatan baik?
Pastilah hal-hal yang buruk akan dituai bila didasari dengan perbuatan buruk. Keyakinan pada karma phala jelas menjadi dasar dan sekaligus control dalam berpikir, berkata, dan berbuat. Demikianlah keyakinan pada hukum karma phala.
4. Berdasarkan keyakinan Pada Punarbawa
Bahwa, bila orang berperilaku buruk dalam hidupnya akan lahir menjadi makhluk yang lebih rendah, mungkin menjadi manusia cacat bahkan mmungkin menjadi binatang, tergantung derajat keburukan perilakunya, sebaiknya bilan dalam hidupnya di dominasi oleh perbuatan-perbuatan baik, maka kelak ia akan lahir pada tingkat makhluk yang mulia seperti menjadi manusia yang lebih rupawan, pintar, murah, rezeki, memperoleh jalan hidup yang lebih baik.
5. Karena Yakin Dengan Adanya Sorga
Yaitu alam tempat arwah yang sangat menyenangkan, alam tempat menikmati suka cita bagi arwah yang pada waktu hidupnya banyak berbuat baik. Apalagi yakin dengan adanya moksa.
Yang lebih tinggi dari pada sorga yaitu menyatunya Atma dengan Brahman (tuhan) bagi yang berhasil melepaskan diri dari belenggu papa yang berbuat baik (Subhakarma) menikmati “Sat cit ananda” atau “suka tan pawali dukha“, artinya suka yang tidak akan pernah kembali menentukan duka, dengan kata lain mencari kebahagiaan sejati.
Etika atau sila semakin menjauhkan orang dari neraka dan menghantarkan untuk semakin dekat dengan sorga dan moksa.
Keyakinan ini mendorong orang untuk beretika, lebih semangat untuk menegakkan sila alam hidupnya. Demikianlah Pengertian dan Dasar-dasar Etika Agama Hindu yang berpijak pada keimanan Hindu.
Narasi: Best1Hindu
.