Adapun makna pada tumpek ngatag ini berkaitan erat dengan Rahina Suci Galungan Kuningan bagi umat Hindu di Bali, yakni setiap rahina suci Tumpek Ngatag ini dirayakan maka, 25 (dua puluh lima) hari kedepan dimulai dari sekarang adalah perayaan rahina suci Galungan.
Rahina Tumpek merupakan hari raya yang berdasarkan wuku (1 wuku = 7 hari, jadi seminggu dimulai dari hari Minggu).
Oleh karena itu rahina suci Tumpek Wariga ini dilaksanakan tepat 25 (dua puluh lima) hari sebelum rahina suci Galungan (yang juga berdasarkan Wuku), seperti yang sudah diulas tadi, dimana hari raya Tumpek Wariga ini memiliki makna dan kaitan yang erat dengan hari raya Galungan.
Umat Hindu di Bali sejak dahulu kala sangat mencintai dan menghargai alam semesta ini, serta kecintaan pada alam ini dituangkan dalam berbagai bentuk termasuk dalam hari raya suci Tumpek Ngatag ini.
Selanjutnya umat Hindu akan melakukan persembahyangan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Sangkara yang memelihara semua tanaman / pepohonan yang memberikan banyak manfaat bagi manusia.
Pada beberapa kabupaten di Bali misalnya kabupaten Tabanan atau Badung banyak yang meng-identikan Tumpek Ngatag atau Tumpek Uduh ini dengan hari bubuh oleh karena itu dibuatlah sanganan bubur.
Mantra dan DOA Tumpek Ngatag / Tumpek Uduh
Setelah pembuatan sesajen atau haturan yang akan di persembahkan kepada Dewa Sangkara, ada doa yang musti di ucapkan atau mantra Tumpek Ngatag:
“Kaki-kaki, buin selae dina dina Galungan, mebuah ja apang nged, nged, nged”.
Artinya:
Wahai Kakek, lagi 25 hari adalah Rahina Galungan, berbuahlah yang melimpah dan banyak, banyak, banyak.
Biasanya para orang tua dahulu sembari membawa golok atau pisau, setelah ucap mantram tersebut akan mencongkel pohon sedikit dengan maksud agar pohon atau tanaman tersebut berbuah lebat dan subur.
Sebagai ucapan syukur, umat Hindu mempersembahkan banten ajuman/soda dan bubur sumsum (terbuat dari tepung beras, ditaburi kelapa dan gula merah cair). Pada pohon juga diisi ceniga. Dan dibawahnya segehan cacahan.
Untuk banten dan upakara lain mungkin sedikit berbeda dari tempat dan lokasi tempat anda tinggal, ini karena desa kala patra masing-masing tempat tetapi semuanya benar dan memiliki maksud tujuan sama yakni ucapan syukur kita kepada Tuhan dalam manifestasi Dewa Sangkara.
Kesimpulan Makna Tumpek Ngatag / Tumpek Uduh
Rahina suci Tumpek Ngatag atau Tumpek uduh ini memiliki keterkaitan dengan rahina Galungan yang akan datang 25 hari kemudian, dan rahina Tumpek ini ada kaitannya dengan lingkungan hidup, utamanya dalam melestarikan alam, pohon atau tumbuhan dalam menghasilkan buah, bunga, daun dan lainnya.
Sehingga bermanfaat untuk kelangsungan Hidup mahluk hidup di dunia ini.
Untuk pelafalan doa dan mantra disaat upacara Tumpek Ngatag ini ada penyebutan kata “KAKI” atau “NINI“, artinya adalah penyebutan untuk Tuhan dalam manifestasi Sanghyang Sangkara sebagai dewa segala Tumbuh-tumbuhan di dunia ini.
Apabila informasi yang kami sajikan Rahina Suci Tumpek Ngatag / Tumpek Uduh ini kurang berkenan atau adanya kekeliruan mohon koreksi dengan berkomen pada kolom dibawah dan semoga kita sebagai umat sedharman selalu shanti. Svaha!