Redsobek.com – Lontar Usana Dewa menyebutkan, Siapa Ber-Stana Di Rong Telu yakni Sanghyang Atma. Lontar Gong Besi menyebutkan bahwasanya Palinggih Kamulan memiliki rong tiga,. fungsinya sebagai tempat berstana roh suci leluhur (roh ibu dan bapak).
Berbeda dengan Rong Dua jikalau Kemulan Rong Dua adalah tempat memuja roh leluhur yang belum mencapai kualitas Dewata, belum diaben.
Menurut Lontar Usana Dewa, Rong Tiga ditujukan untuk Sang Hyang Ātman, dimana Rong Kiri adalah Ibu, Rong Kanan/Tengah adalah Ayah. Siapakah yang dimaksud Ibu dan Ayah?
‘Brahmā adalah benih yang abadi (Ayah), Viṣṇu adalah rahim yang abadi (Ibu),. Śiwa (tengah) adalah Penabur benih abadi.’ (Vāyu Purāṇa 1.24.66).
Brahmā bertanya kepada Viṣṇu, ‘Kau adalah rahim, Aku adalah benih, tetapi bagaimana Śiwa disebut Penabur benih?‘ Viṣṇu kemudian menjawab:
‘Tidak ada entitas lain yang lebih besar dari-Nya atau lebih halus dari-Nya. Śiwa telah membelah Diri-Nya menjadi dua (Śiwa dan Śakti) dan memasuki diri makhluk hidup sebagai Ātman (roh). Penis-Nya (lingga) menempatkan Anda sebagai benih di rahim-Ku. Pada waktunya benih itu menjadi telur emas besar di rahim-Ku, telur itu terbelah menjadi 2,. yaitu langit dan bumi, janinnya membentuk gunung emas, Meru.’ (Vāyu Purāṇa 1.24.69-72)
Menurut Lontar Purwa Gama Sesana, Rong Tiga ditujukan untuk Trimūrti. Maka ini sesuai dengan pernyataan sebelumnya:
‘Brahmā, lahir dari sisi kanan-Ku. Viṣṇu, lahir dari sisi kiri-Ku. Aku (tengah) adalah Ātman Tertinggi.‘ (Śiva Purāṇa: Rudra Saṁhitā 1.9.17).
Menurut Lontar Sundarigama, Rong Tiga ditujukan untuk Hyang Guru / Kemulan / Kemimitan.
Sebenarnya Kemulan berasal dari kata Mūla yang berarti sumber,. jadi Rong Tiga (Kemulan) adalah tempat untuk memuja asal mula darimana segala sesuatu itu ada. Hyang Guru adalah sebutan untuk Śiwa.
‘Nārāyaṇa (Viṣṇu) dan Aku (Brahmā), kami berdua lahir dari Sadāśiva,. Dia sudah eksis sebelum alam semesta ini diciptakan, Dia kemudian berkehendak: Biarkan Aku menjadi banyak.’ (Skanda Purāṇa 1.3a.1.23).
‘Biarkan Aku menjadi banyak’ adalah gema di dalam Chāndogya Upaniṣad (4.2.3). yang berbunyi ekaṁ bahu syām: ‘Aku satu biarkan Aku menjadi banyak’.. Semuanya, baik makhluk hidup dan materi di alam semesta ini adalah Śiwa, eko hi rudro nadvitīyāya:. ‘Aku Sendiri di alam semesta ini, segalanya adalah Aku.’.
.
Kesimpulan Siapa Ber-Stana Di Rong Telu
Tujuan membangun sanggah kemulan?
Fungsinya ialah sebagai tempat memuja roh leluhur yang telah suci. Makna yang terkandung di dalamnya adalah untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi Beliau sebagai Purusa dan Pradana.
Referensi: Tampaksiring_IG