Redsobek.com – Tentang Ngaben, Nanem (Ngubur) & Ngroras & Cuntaka, Kemanakah atman/roh jiwa ini pergi setelah mengalami kematian?
Akankah atman ini akan bertemu dengan sanak family keluarga yang terdahulu lagi atau hanya angan-angan saja!
Seperti yang sudah pernah Redsobek ulas dalam artikel “Kemana Roh/Atman Manusia Setelah Mati?“, bahwa ataman manusia tujuan utamanya adalah bersatu dengan brahman yakni Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan itu sendiri.
Sehingga tujuan akhir atman mencapai kekekalan abadi tanpa kelahiran kembali atau yang disebut punarbhawa.
Sehingga tujuan akhir atman mencapai kekekalan abadi tanpa kelahiran kembali atau yang disebut punarbhawa.
Berikut ini gambaran sebuah ritual upacara Pitra yadnya setelah manusia itu mengalami kematian (Prosesi Kremasi Kota Denpasar):
Prosesi Upacara Pitra Yadnya |
Artikel blog ini sengaja mengulas tentang Prosesi Upacara Pitra Yadnya yang UMUM dilaksanakan dan dirangkum dengan seksma agar lebih mudah dipahami krama Hindu di Bali secara khusus.
Artikel ini diperoleh dari penjabaran krematorium yang ada di daerah Denpasar dan prosesi Pitra Yadnya ini hampir sama/mirip (merata) dengan prosesi Pitra Yadnya secara langsung di berbagai daerah di Bali.
Alur/Urutan Prosesi Upacara Pitra yadnya dari awal sampai akhir kami jelaskan seperti berikut:
1. Jenasah/Sawe datang dari rumah sakit dengan ambulan atau jika meninggal dirumah biasanya ditempatkan dahulu ring bangunan saka 6 (seke nem).
2. Ngulapin sawe apabila meninggalnya tidak wajar seperti jatuh dijalan atau lainnya.
3. Nyiramang/memandikan jenasah/sawe
4. Keluarga besar Mendoakan Jenasah/sawe
5. Prosesi Mejauman
6. Prosesi Pengaskaran
7. Prosesi Mapepegat adalah yang mengandung makna untuk kesucian para atma atau roh tersebut dalam sebuah perjalanan ke akhirat namun diharapkan tetap selalu dapat terhubung antara sang atma dengan sentananya atau keturunannya.
8. Selanjutnya berangkat ke setra untuk diproses pembakaran (morbor)
9. Selesai morbor dilanjutkan Pengambilan Galih/Memungut Tulang
10. Ngereka Galih/Tulang
11. Pengabenan (NGABEN)
12. Mepamit Ring Prajapati
13. Nganyud ring tukad atau ke laut
14. Nyekah = Nyekah itu Tanpa Sawe.
.
Selanjutnya ada prosesi Ngayud Nyegara Gunung dan Ngelinggihang ring Kemulan, Nuntun ke Besakih (Dalem Puri) agar atman bisa di berkati ring Pura Ibu.
*** Morbor dahulu setelah itu baru narpana dan selanjutnya Ngaben.
Maka lebih spesifik lagi rangkaian kematian seorang Hindu di Bali sangatlah detail dan memiliki alur jelas sampai bersatunya sang atman menuju Brahman.
Oleh sebab itu wahai manusia ” Jangan Sombong Menjadi Manusia, Betapa Kecilnya Dirimu Di Alam Semesta ini “.
Maka lebih spesifik lagi rangkaian kematian seorang Hindu di Bali sangatlah detail dan memiliki alur jelas sampai bersatunya sang atman menuju Brahman.
Oleh sebab itu wahai manusia ” Jangan Sombong Menjadi Manusia, Betapa Kecilnya Dirimu Di Alam Semesta ini “.
Tentang Ngaben, Nanem (Ngubur) & Ngroras & Cuntaka
Untuk Informasi Bebantenan dan Upakara lainnya dalam rangkaian Pitra Yadnya ini akan di bahas pada page/halaman lainnya sesuai dengan desa kala patra dan situasi kondisi kelengkapan bahan ulasan artikel.